Jim Geovedi membuktikan sekolah bukan
satu-satunya jalan menuju sukses. Meski tidak pernah menginjak bangku
kuliah, pemuda ini bisa mendapat penghasilan puluhan juta rupiah setiap
bulannya. Dia kini bekerja sebagai konsultan information security di
Bellua Asia Pacific.
Saat menghadapi ujian akhir SMU, orang tua yang selama ini menjadi
sandaran hidupnya meninggal dunia. Jim yang diterima di sebuah perguruan
tinggi negeri sempat memaksakan diri kuliah, tapi akhirnya putus di
tengah jalan. “Meski bisa masuk tanpa jalur tes, tapi setelah
dihitung-hitung uang yang tersedia tetap tidak cukup,” ceritanya.
Akhirnya Jim pun hanya nongkrong di rumah sambil menonton saluran
MTV. Selama dua hingga tiga bulan dia dihinggapi rasa frustrasi karena
tidak tahu harus berbuat apa. Lalu tiba-tiba muncul kesadaran di mana
dia harus bisa mengubah diri. Ia merasa tidak boleh terus-menerus berada
dalam keadaan yang ‘hilang’.
Jim memulainya dengan berteman, membuat majalah underground dan
mengisinya dengan resensi musik dan film. Tapi majalah itu hanya
bertahan satu edisi. Setelah itu, dia kembali luntang-lantung. Bahkan
sempat tinggal di jalanan.
Sampai pada suatu ketika, Seorang teman nya kemudian menawarkan pekerjaan, membantu mengetik dokumen-dokumen di komputer.
Ternyata tempat Jim bekerja bertetangga dengan kantor konsultan
perencana. Kebetulan, kantor itu kekurangan tenaga. Dari situlah Jim
mulai mengobrak-abrik komputer dan internet, sampai akhirnya dia menjadi
seorang system engineer di sebuah perusahaan asing.
Pada 2001, bersama teman-temannya Jim mendirikan perusahaan konsultan
sendiri. Awalnya bergerak di bidang web development, jasa konsultasi
informasi teknologi (IT) untuk perusahaan lain, dan akhirnya menjadi
konsultasi IT untuk Pemerintah Daerah Jawa Barat.
Di luar cerita sukses yang kini diraih, Jim mengakui beratnya
perasaan saat melihat teman-teman sebayanya bisa kuliah. “Tapi akhirnya
gue merasa harus ‘membela diri’. Enggak bisa nganggur terus-menerus,”
katanya.
Kini setelah sukses tanpa melewati bangku kuliah, masihkah Jim
menganggap perguruan tinggi sebagai suatu proses penting? Bagi dia,
kuliah atau tidak mempunyai sisi baik dan buruk.
Pengalaman menurut dia tidak bisa membentuk pola pikir menyeluruh
dalam menyelesaikan suatu masalah di tempat kerja. Sedangkan bangku
kuliah menawarkan hal itu. Tetapi dia tidak setuju jika perguruan tinggi
hanya dijadikan tempat mencari ijazah. “Sampai sekarang gue masih
pengen kuliah. Tapi enggak mau sembarangan cari perguruan tinggi,”
katanya.
Lebih jauh Jim mengungkapkan, jika mempunyai kekuatan finansial, maka
sebaiknya seseorang memanfaatkan untuk menimba ilmu di universitas.
tapi jika tidak jangan putus asa. “Asal kamu tahu siapa diri kamu dan
bagaimana menempatkan diri, serta ke mana akan pergi, kesempatan pasti
ada. Sebenarnya inilah inti dari kuliah atau tidak kuliah. Jika tidak
bisa menjawab tiga pertanyaan itu, maka sulit meraih kesuksesan,”
tandasnya.
DI komunitas dunia nyata, nama Jim Geovedi, 26, jelas tidak sepopuler
bintang-bintang AFI ataupun Indonesian Idol. Namun, di komunitas
underground — khususnya para hacker, Jim merupakan salah satu bintang
muda.
Kemampuannya diakui, dan sekarang bekerja sebagai konsultan sistem
keamanan informasi. Dia juga tercatat sebagai pemilik saham dua buah
perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi. “Waktu kerja gue
cuma dua jam sehari. Nyante banget, tetapi pendapatannya memuaskan.
Sisa waktunya gue sebut leisure time. Bebas merdeka. Mau jalan-jalan
atau riset terserah gue,” tuturnya.
Lalu, dari mana Jim mendapat kemampuan tersebut? Yang jelas bukan
dari bangku kuliah. Jim belajar secara autodidak. “Sebenarnya gue dulu
bisa kuliah lewat jalur PMDK. Tetapi, nggak ada biaya. Ya sudah, nggak
apa-apa. Tetapi, gue bertekad harus bisa sukses kayak orang kuliahan.”
Untuk mencapai semua itu, Jim merangkak dari bawah. Bahkan, dia
mengaku sempat hidup seperti gembel, sebelum akhirnya diterima bekerja
di sebuah perusahaan konsultan perencanaan jalan. “Di tempat itu dia
menemukan sarana untuk ngoprek lewat komputer. Rasanya seneng banget,
karena dari kecil sebenarnya gue suka ngoprek. Sasarannya mainan, dan
sesudahnya gak pernah balik seperti semula,” katanya sambil tertawa.
Dari iseng mengotak-atik program, Jim merasa tertantang untuk lebih
serius belajar memahami komputer. Dia mengaku mulai mendalami dunia
sekuritas informasi sejak 1997. “Kebetulan gue masuk komunitas chatting
yang tepat, sehingga bisa seperti sekarang. Tadinya gue kira chatting
itu cuma buat cari gebetan. Tetapi, ternyata dari dunia itu gue justru
termotivasi mendalami dunia hacking,” ujarnya.
Motivasi itu mendorong Jim melakukan riset sendiri selama dua tahun.
Anggapan teman-temannya bahwa dia cuma buang-buang waktu diabaikan.
Usaha kerasnya membuahkan hasil. Namanya kian berkibar di komunitas
sekuritas underground. Ia kemudian ikut aktif mengembangkan sistem
operasi komputer, FreeBSD dan OpenBSD , serta aplikasi yang berkaitan
dengan sekuriti lainnya.
Dalam dunia kerja, Jim dikenal sebagai security system engineer
Bellua Asia Pasific, sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi.
Dia juga sibuk memberi seminar di berbagai even teknologi informasi.
Tahun ini saja, Jim mengisi 20 even di seluruh Indonesia. Niatnya
sederhana, berbagi pengetahuan.
Kehadiran anak-anak muda yang haus teknologi informasi memacu
semangatnya. “Sungguh gue merasa terpanggil. Apalagi ngeliat banyak
daerah di Indonesia akses penggunaan komputernya masih terbatas dan
biayanya mahal. Padahal, saat seminar, dari mata mereka gue tahu mereka
punya rasa ingin tahu yang besar. Dan gue sangat menghargai hal itu,”
ujarnya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini paham betul arti sebuah
keterbatasan. Karena itu, ia selalu terbuka untuk berbagi pengetahuan.
“Selesai acara, pasti gue kasih email gue, jim@geovedi.com,” papar Jim.
Dan benar saja, ratusan email selalu memenuhi mailbox-nya. Bukan
tidak mungkin, kesuksesan Jim — penghasilannya dalam hitungan dolar —
telah memacu motivasi dan memberi inspirasi anak-anak muda lain. Jim
juga membuktikan, jika digunakan dengan benar, betapa bermanfaatnya ilmu
hacking. Sebuah dunia yang menjanjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar